Sabtu, 28 September 2019 di Masjid Agung Jawa Tengah telah dilaksanakan Mujahadah kubro Majelis Khidmah Al Asmaul Husna se - Indonesia. Acara dilaksanakan dari Sabtu malam hingga Minggu siang ba'da Dzuhur.
Acara ini menjadi salah satu pelengkap perjalanan perjuangan mencari cinta Ilahi dan Rosul-Nya. Cerita ini baru saya tulis, setelah saya fikir saya sudah mulai mendapat apa yang saya cari.
Malam itu, disela-sela dudukku sambil melihat ribuan jama'ah mujahadah, aku dihampiri oleh salah seorang laki-laki. Bersalaman, ngobrol sana-sani, hingga akhirnya pun berkenalan dan tukar nomor WhatsApp.
Malam semakin menghampiri, namun perbincangan kita tidak kelar-kelar. Dari membahas politik, agama, hingga kepribadian masing-masing. Karena ia harus ikut bergabung dengan kawan jama'ahnya, akhirnya pemuda asal Boyolali tersebut pun juga mengajak saya, ya karena dia mungkin tahu saya perlu teman malam ini.
Akhirnya, aku masuk ke Ruang Utama Masjid Agung Jawa Tengah bersamanya, dan berkumpul bersama ribuan jama'ah. Acara ini diadakan tiap tahunnya, dan acara kubronya berpusat di MAJT (ini saya dapatkan dari perincangan dengannya), dan dihadiri dari seluruh penjuru Nusantara.
Air mata menetes tatkala melihat ribuan jama'ah mujahadah, yang kebanyakan dari mereka adalah Lansia. Dalam hati aku berkata seraya memegang dadaku, "Yaa Allah, Terima kasih telah mengizinkan aku untuk terus berkumpul ditempat yang mulia, dan bersama orang-orang mulia. Apa yang menimpaku hari ini, tentulah yang terbaik menurut-Mu. Terima kasih Yaa Allah, Engkau masih menjagaku dari kemungkinan aku melampaui batasku. Yaa Allah, seperti bagaimana Engkau mengizinkan aku berkumpul disini, maka Ridhoi pula aku bisa berkumpul bersama orang-orang mulia kelak di Akhirat."
Setelah teman malamku menyelesaikan mujahadahnya (tampil di panggung), ia bersama rombongannya pun harus kembali ke Boyolali. Dan tinggallah kembali aku sendiri dalam perenungan bersama ribuan jama'ah. Karena rasa ngantuk yang sudah tak tertahankan lagi, akhirnya aku putuskan untuk masuk ke ruang sebelah utara Ruang Utama. Disana, banyak sekali jama'ah yang sedang beristirahat. Akhirnya, aku ikut beristirahat disana, demi untuk mengobati rasa kantukku.
Dalam sepertiga malam, aku terbangun untuk kembali ke mess tempat tinggalku. Aku sadar, ada tanggunggjawab yang aku tinggalkan disana. Meski, diri sangat tidak ingin pergi ke sana. Akhirnya, sampailah aku di mess, kemudian, dalam balutan angin dingin dini hari Kota Semarang, aku menyapu dan mengepel seluruh ruangan utama. Tidak ada yang tahu, tentang gerak-gerikku waktu itu. Mandi, kemudian aku lanjutkan perjalanan lagi ke Masjid untuk Sholat Shubuh, kemudian melanjutkan lagi ke tempat semula, sampai tiba waktu malam.
Banyak cerita di hari ini, dan yang pasti, perenungan dan munajat ke - 2 yang sekaligus ikut mujahadah kubro ini, termasuk yang paling membantu pemulihan hati, dan penemuan cahaya kebenaran.
Post a Comment for "Mujahadah, Service Raga dan Jiwa Yang Lara"
Harap berkomentar menggunakan bahasa yang sopan, bukan porno, bukan promosi, dan tidak berisi link.
Post a Comment