Pada zaman dahulu kala, ada seorang Sufi yang maqomnya setingkat Wali, bernama Syaikh Abu Said Abul Khoir.
Beliau dikaruniai banyak karomah dari Allah SWT, walau bacaan ayat-ayat Al-Qur'an beliau sangat tidak fasih. Alkisah, pada suatu hari ada ustadz muda, yang ingin sekali berguru kepada sufi tersebut. Perjalanan yang memakan waktu berminggu-minggu lamanya dilalui oleh ustadz muda tersebut demi menuju rumah sang sufi yang kebetulan terletak di tengah gurun padang pasir.
Ahirnya sampailah ustadz muda tersebut di rumah sang syekh tersebut. Dan Syekh Abul Khoir saat itu sedang mengaji.
Pada saat Sang Syekh membaca surat Al Fatihah, sang ustadz muda mendengarnya dan dia kurang puas terhadap bacaan Al Fatihahnya Syekh Abul Khoir, yang menurut ustadz muda tersebut kurang tepat makhroijul Hurufnya.
"Bagaimana mungkin ia seorang sufi, sedangkan bacaan Al Fatihahnya saja tidak fasih. " gumam ustadz muda dalam hati.
Karena bacaan Sang Sufi tersebut, ahirnya sang ustadz muda mengurungkan niatnya untuk berguru kepada syekh Abu Said Abul Khoir.
Dengan perasaan kecewa, ustadz muda tersebut kemudian segera meninggalkan kediaman Sang Syekh.
Di tengah perjalanan, ustadz muda tersebut di cegat 2 ekor singa besar yang siap menerkamnya. Wajah ustadz muda seketika pucat pasi. Dengan sekuat tenaga, ustadz muda tersebut berteriak dengan kerasnya, yang kemudian didengar oleh Sang Syekh.
Dengan tergopoh-gopoh, Syekh Abul Khoir segera meninggalkan majelisnya, menuju arah suara.
Ketika sampai ditempat, sang Syekh segera berkata dengan kedua ekor singa tersebut sambil memandangi matanya. "Wahai singa, bukankah aku sudah katakan jangan pernah mengganggu para tamuku."
Sungguh ajaib, singa tersebut kemudian segera bersimpuh di hadapan sang Syekh. Setelah di elus kepalanya, kedua singa tersebut segera meninggalkan Syekh Abul Khoir dan ustadz muda.
"Bagaimana anda bisa menaklukan 2 singa liar lapar tersebut?" tanya ustadz muda keheranan kepada Syekh Abul Khoir.
"Wahai anak muda, selama ini aku mencoba menaklukan hatiku agar senantiasa tidak pernah menaruh prasangka buruk kepada orang lain dan selalu mencintai Allah ketimbang yang lainnya. Atas perbuatanku ini, oleh Allah aku dikaruniai karomah alam semesta ini, termasuk binatang buas di pasir ini juga takluk dihadapanku" jawab Syekh Abu Khoir.
"Apakah engkau tahu kelemahanmu anak muda?" tanya Sang Syekh kepada ustadz muda tersebut.
"Tidak guru..." jawab ustadz muda dengan menundukan wajah memerah menahan malu.
"Selama ini kamu hanya konsentrasi memperhatikan hal-hal lahiriah semata, sehingga lupa memperhatikan hatimu, karena itulah kamu lebih takut kepada alam semesta ini." jelas Syekh Abul Khoir.
Sejak kejadian tersebut, akhirnya ustadz muda menetapkan hatinya untuk menjadi murid Waliyullah Sufi Syekh Abu Said Abul Khoir.
Sumber : FP Kisah Wali Allah
Post a Comment for "Kisah Sufi Yang Tak Fasih Baca Surat Al Fatihah"
Harap berkomentar menggunakan bahasa yang sopan, bukan porno, bukan promosi, dan tidak berisi link.
Post a Comment