Syekh Ismail bin Ibrahim bin
Abdus Shamad Al Jabarti adalah seorang wali Allah yang banyak sekali
karomahnya. Pernah suatu ketika ada kawannya yang sedang shalat berjamaah di
belakang beliau. Di kantung orang tersebut terdapat uang satu dirham dan ia
berfikir apakah uang tersebut daoat mencukupi keluarganya atau tidak. Sedangkan
ia dalam keadaan shalat hingga sampai lupa membaca surat Al Fatihah dalam salah
satu raka’atnya. Setelah shalat berjamaah itu selesai, Syekh Ismail bertanya
padanya: “Ulangilah shalat kamu, karena kamu terlupa membaca surat Al Fatihah
disebabkan kamu memikirkan uang satu dirham”.
Dikisahkan pula, bahwa pada suatu
hari ketika Syekh Ismail sedang menghadiri majlis ilmiah, tiba-tiba beliau
berdiri dan berteriak seolah-olah memberi petunjuk kepada orang untuk melakukan
sesuatu. Dan beliau pun seolah-olah sedang memegang sesuatu. Kemudian beliau
duduk kembali sambil mendengarkan pengajian yang sedang berlangsung. Orang-orang
yang hadir di majlis itu merasa heran melihat tingkah Syekh Ismail seperti itu.
Namun mereka tidak ada yang berani menanyakan pada Syekh Ismail. Tidak beberapa
lama, akhirnya Syekh Ya’kub Al Masakha’i muncul bercerita bahwasannya, pada
suatu malam beliau bersama kawan-kawannya dilanda oleh angin ribut dan
gelombang besar, dan hampir saja perahunya terbalik. Di saat itulah aku panggil
Syekh Ismail dan minta pertolongan dari beliau. Tiba-tiba ku lihat beliau
datang ke perahu kita yang akan karam, dan beliau memegang kemudi sampai Allah
menyelamatkan perahu kita dengan berkatnya.
Syekh Ya’kub dikenal sebagai seorang
yang gemar sekali berlayar. Ia pernah mengadukan pada Syekh Ismail bahwa dalam
pelayarannya sering mendapatkan angin topan. Beliau menyuruhnya jika
mendapatkan gangguan-gangguan semacam itu untuk memanggil nama beliau (ber
istighasah). Waktu ia mendapatkan gangguan angin ribut, ia teringat pada pesan
Syekh Ismail.
Dikisahkan pula bahwa ada seorang
ulama di kota Mekkah yang bernama Syekh Abdurrahim Al Amyuti, yang mana beliau
berkata : “Pada mulanya aku tidak percaya pada Syekh Ismail dan sering
mencemoohnya. Tiba-tiba di suatu malam aku bermimpi seolah-olah Syekh Ismail
datang bersama rombongannya padaku. Kemudian ia berkata: “Ambilkan penyakit si
fulan itu”. Setelah diambilkan oleh salah seorang, penyakit itu diletakan pada
tubuhku. Kemudian beliau menyuruh kawannya yang lain untuk mengambil penyakit
si fulan yang lain. Setelah diambilnya, penyakit itu kemudian diletakan pada
tubuhku lagi. Demikianlah seterusnya, hingga kira-kira ada dua puluh penyakit
yang diletakan pada tubuhku. Waktu aku bangun, ku dapatkan di tubuhku ada dua
puluh penyakit yang ku rasakan sangat pedih sekali. Rasanya hampir saja mati
aku dibuatnya. Sorenya, terpaksa aku menyuruh seorang untuk datang pada Syekh
Ismail guna untuk memohonkan maaf atas segala perbuatanku yang tidak baik itu. Dan
aku pun bertaubat kepada Allah. Sejak hari itu, aku percaya sepenuhnya akan
kekaromahan Syekh Ismail.
Karomah yang lain pernah
dikisahkan bahwa Al Qadhi Fahruddin An Nuri Al Makki berkata: “Setelah wafatnya
Syekh Ismail, sewaktu aku sedang tidur di dalam Masjidil Haram, aku bermimpi
melihat Syekh Ismail berkata: “Demi Allah, sesungguhnya aku tidak mati. Aku tetap
hidup dan diberi rizki oleh Allah. Aku disisi Allah berada di golongan para
Nabi, Siddiqin, dan para Syuhada”.
Salah seorang Shalih berkata: “Aku
pernah bermimpi melihat Syekh Ismail dalam kuburnya sedang duduk di atas
ranjang bersama sekelompok orang yang sedang membaca surat Yaasiin. Ketika ku
tanya, “Hai tuan, adakah engkau membaca surat Yaasiin bersama kawanmu dalam
kubur itu seperti ketika engaku di dunia?”. Jawabnya: “Ya, demikianlah
keadaanku sebenarnya”.
Pernah pada suatu hari Syekh Ismail berkumpul bersama
Syekh Abibakar bin Abi Harbah. Di saat itu, Syekh Abi Bakar tenggelam dalam
alam malakut sampai tak sadarkan diri. Setelah sadar, beliau berkata: “Wahai
saudaraku, sungguh tidak seorang pun yang tahu akan derajatmu di sisi Allah
selain hanya Allah sendiri. Demi Allah, kamu memperoleh derajat yang tidak
pernah dicapai oleh seorang pun selainmu”.
Syekh Ismail Al Jabarti wafat di
tahun 806 H dan dikuburkan di pemakaman Bab Siham di kota Zubaid. Dan makamnya selalu
dikunjungi peziarah.
Sumber : Kumpulan Kisah Keramat
Para Wali Allah, Yunus Ali Al Muhdar, 2000 (dengan diedit)
Post a Comment for "Terkena 20 Penyakit Keras Karena Tak Percaya Karomah Syekh Ismail, Akhirnya Syekh Ini Taubat"
Harap berkomentar menggunakan bahasa yang sopan, bukan porno, bukan promosi, dan tidak berisi link.
Post a Comment