10 Negara Di Dunia Selain Indonesia Dengan Tradisi Unik Di Bulan Suci Ramadhan

 

Tradisi Midfa Al Iftar di Lebanon. Foto: Google

Al Azmi's Blog | Coretan - Bulan Ramadhan, bulan yang dinantikan oleh banyak umat islam di berbagai negara. Bulan Mulia, bulan diwajibkannya puasa bagi umat islam dan dilipatgandakannya pahala.

Karenanya tidak heran bahwa bulan puasa merupakan waktu yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Faktanya, setiap negara memiliki cara yang berbeda dalam menjalankan dan menyambut Bulan Suci Ramadhan. Misalnya di Indonesia, umat islam banyak yang menziarahi kuburan sanak keluarga yang telah wafat, festival dugderan di Kota Semarang sebagai adat turun temurun menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, dan masih banyak lagi.

Di negara lain, umat islam juga punya cara atau adat tersendiri untuk menyambut dan menjalani bulan suci Ramadhan. Seperti berikut yang kami rangkum dalam 10 tradisi unik negara-negara di dunia di bulan suci Ramadhan (kecuali Indonesia):


1. Turki


Tradisi membangunkan sahur dengan genderang di Turki. Foto : Google


Turki dikenal sebagai salah satu negara Muslim paling terkemuka di dunia. Dengan warisan yang menonjol dari Kekaisaran Ottoman, budaya Turki terkait erat dengan budaya Islam.

Banyak tradisi unik di Turki saat Ramadhan yang masih bertahan hingga sekarang. Salah satunya adalah kebiasaan membangunkan umat Muslim saat sahur. Sebelum sahur dimulai, para penabuh genderang akan berbaris di jalanan untuk membangunkan orang-orang.

Ini adalah tradisi yang berasal dari era Kekaisaran Ottoman. Karena belum ada jam weker pada zaman itu, para penabuh genderang ditugaskan untuk membangunkan orang untuk sahur. Ini adalah tradisi kreatif yang masih dijunjung tinggi oleh umat Muslim di Turki.


2. Arab Saudi

Tradisi Haq El Lielah di Arab. Foto: Google

Pada bulan Syaban sebelum Ramadhan, masyarakat Muslim di Arab merayakan ‘Haq El-Lielah’. Dalam perayaan ini, mereka akan mengenakan pakaian berwarna cerah dan berkeliling sambil menyerukan ‘Aatona Allah Yutikom, Bait Makkah Yudikum’ atau yang berarti ‘Berikan kepada kami dan Allah akan membalas kebaikanmu juga membantumu mengunjungi Rumah Allah di Mekah’.

Ini merupakan cara untuk mengingatkan masyarakat bahwa bulan Ramadhan akan segera datang. Ini juga bisa mengajarkan anak-anak tentang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.


3. Pakistan

Tradisi Chaand Raat di Pakistan. Foto: Google

Di Pakistan ada perayaan yang disebut Chaand Raat. Tradisi ini dilakukan oleh para wanita di negara tersebut untuk menyambut Idul Fitri atau Lebaran.

Saat hilal terlihat di langit, hal itu menandakan berakhirnya masa Ramadhan dan dimulainya hari raya Idul Fitri. Maka para wanita di Pakistan segera memulai perayaan Chaand Raat.

Biasanya usai berbuka puasa di hari terakhir, mereka akan berbondong-bondong ke pasar lokal untuk membeli gelang warna-warni, lalu mewarnai dan melukis tangan juga kaki mereka dengan Henna atau pacar.

Sementara para pemilik toko akan mendekorasi kios mereka, dan buka hingga dini hari. Ada juga beberapa kaum wanita yang mendirikan toko pacar secara dadakan di dekat toko perhiasan.

Suasana keramaian pasar di Chaand Raat menjadi salah satu semangat masyarakat yang riang dalam menyambut lebaran.


4. Mesir

Tradisi Fanous di Mesir. Foto: Google

Setiap tahun, orang-orang Mesir menyambut Ramadhan dengan tradisi fanous. Ini merupakan kebudayaan memasang lentera atau lampion warna-warni yang melambangkan persatuan dan kegembiraan sepanjang bulan suci Ramadhan.

Meskipun lebih bersifat budaya daripada agama, tradisi ini telah menjadi sangat terkait dengan bulan suci Ramadhan yang memiliki makna spiritual di Mesir.


5. Jepang

Berbuka Puasa di Jepang. Foto: Google

Jepang bukanlah negara yang akrab dengan agama Islam. Muslim di Jepang dianggap sebagai agama minoritas jika dibandingkan dengan umat Buddha, penganut Shinto, dan Kristen yang jumlahnya lebih banyak.

Meski begitu, ini menciptakan cara adaptasi yang unik bagi umat Islam yang tinggal di Jepang karena harus berpuasa kurang lebih 16 jam saat musim panas.

Tidak ada ketentuan untuk pengurangan jam kerja bagi karyawan Muslim selama Ramadhan. Namun, beberapa perusahaan dapat meminimalkan jam kerja untuk menghormati kebutuhan karyawan yang beragama Islam.

Saat berbuka puasa, umat Islam biasanya pulang lebih awal dan berbuka puasa di rumah atau di masjid. Adalah pemandangan umum bila umat Muslim di Jepang membuka gerai makanan di pusat komunitas dan masjid.


6. Irak

Tradisi Mhebibes di Iraq. Foto: Google

Irak memiliki tradisi yang bernama Mhebibes. Tradisi yang satu ini merupakan sebuah permainan tradisional yang dilakukan para laki-laki saat bulan Ramadhan.

Biasanya,setelah berbuka puasa bersama keluarga, para lelaki di seluruh Irak akan berkumpul untuk bermain Mheibes. Permainan ini melibatkan dua kelompok yang terdiri dari sekitar 40 hingga 250 pemain.

Cara mainnya, seseorang dalam kelompok akan menyembunyikan sebuah cincin. Lawan harus menentukan pria mana yang membawa cincin. Namun, untuk menebak siapa yang menyembunyikan cincin tersebut, lawan hanya boleh menggunakan bahasa tubuh.

Lalu, bagaimana cincin tersebut disembunyikan? Seorang pria dari salah satu tim menyelubungkan tubuhnya dengan selimut, kemudian bergerak ke arah barisan kelompoknya.

Selimut tersebut akan menutupi tangan si pria yang menyentuh satu per satu tangan rekan timnya, sambil menyerahkan cincin kepada seseorang dalam tim. Dengan begitu, lawan tidak mengetahui siapa yang menyimpan cincin itu.

Anggota tim akan memasang ekspresi datar pada wajah mereka untuk mengecohkan lawan. Lawan akan menunjuk salah satu anggota tim untuk menemukan cincin itu.

Jika dia tidak berhasil, tim yang menyembunyikan cincin mendapatkan satu poin. Jika dia menemukannya, timnya harus menyembunyikan cincin dan mencoba untuk mengumpulkan poin lagi.


7. India

Tradisi Seheriwalas di Delhi India. Foto: Google

Seheriwalas (atau zohridaars) Delhi adalah bagian dari tradisi umat Muslim yang merupakan budaya dan warisan dari sebuah kota tua bernama Mughal.

Selama bulan suci Ramadhan, warga di India akan berjalan-jalan di kota pada pagi hari, meneriakkan nama Allah dan Nabi untuk membangunkan umat Islam yang akan melakukan sahur.

Mereka mulai berkeliling sejak pukul 2.30 pagi waktu setempat dengan membawa tongkat untuk mengetuk pintu dan dinding rumah warga.

Bagi sebagian besar seheriwalas, tradisi tersebut telah diturunkan dari generasi ke generasi dalam keluarga. Meskipun jumlah mereka berkurang, praktik tersebut masih lazim di kota Old Delhi.


8. Roma, Italia

Tradisi Ramadhan di Roma. Foto: Google

Selama berabad-abad, orang-orang Muslim di Roma yang berasal dari Kekaisaran Ottoman mengumumkan awal dan akhir puasa dengan menyanyikan lagu-lagu tradisional.

Setiap hari selama bulan Ramadhan, mereka akan berbaris di jalan-jalan dan memainkan lodra, drum buatan rumah yang dilapisi dengan kulit domba atau kambing.

Keluarga yang beragama Muslim sering mengundang mereka ke dalam rumahnya untuk memainkan lagu tradisional saat akan memulai buka puasa.


9. Maroko

Tradisi Ramadhan di Maroko. Foto: Google

Selama Ramadan, wilayah Maroko akan dikelilingi nafar atau seorang penyiar (crier) yang mengenakan pakaian tradisional gandora, sandal, dan topi.

Nafar ini akan mengumandangkan melodinya sambil menyusuri jalan-jalan sebagai tanda bahwa pagi telah tiba, dan warga harus segera sahur. Biasanya, nafar akan dipilih oleh warga kota karena kejujuran dan rasa empati.

Tradisi ini dimulai pada abad ketujuh, ketika seorang sahabat Nabi Muhammad menyanyikan doa-doa merdu di jalan-jalan saat fajar telah tiba.

Saat musik nafar menyapu seluruh kota, hal itu disambut dengan rasa syukur dan sukacita oleh warga. Selain itu, nafar secara resmi diberi kompensasi oleh sebuah komunitas pada malam terakhir Ramadhan.


10. Lebanon

Tradisi midfa al iftar di Lebanon. Foto: Google

Di banyak negara di Timur Tengah, meriam ditembakkan setiap hari selama Ramadhan untuk menandakan akhir puasa. Tradisi, yang dikenal sebagai midfa al iftar, dimulai lebih dari 200 tahun yang lalu di Mesir, ketika negara itu diperintah oleh Kekaisaran Ottoman, Kosh Qadam.

Awalnya, saat menguji meriam baru, Kadam tidak sengaja menembakkannya saat matahari terbenam. Suara-suara yang bergema di seluruh Kairo telah mendorong banyak orang untuk melihat ini sebagai cara baru untuk menandai akhir puasa.

Banyak yang berterima kasih atas inovasinya, dan putrinya Haja Fatma mendesak ayahnya untuk menjadikannya tradisi. Tradisi ini akhirnya menyebar ke banyak negara di Timur Tengah, termasuk Lebanon, yang menggunakan meriam sebagai tanda berbuka puasa.

Demikian artikel tentang tradisi-tradisi di berbagai negara belahan dunia di bulan suci Ramadhan. Semoga bermanfaat untuk pembaca semua. (FY)

Post a Comment for "10 Negara Di Dunia Selain Indonesia Dengan Tradisi Unik Di Bulan Suci Ramadhan"