Juru Kunci Ungkap Kejadian di Luar Nalar Pada Makam (Petilasan) Syekh Jumadil Kubro di Kota Semarang

 

Makam (Petilasan) Syekh Jumadil Kubro di Terboyo, Kota Semarang.

Semarang - Syekh Jumadil Kubro atau bernama lengkap Asy Syaikh As Sayyid Husain Jamaluddin Akbar Al Azmatkhan Al Husaini. Beliau adalah Raja / Sultan Ke-4 Kesultanan Islam Nasarabad India Lama, sekaligus muballigh yang bekeliling hingga ke Nusantara. Beliau dilahirkan pada tahun 1270 M di negeri Nasarabad, dan wafat di Wajo tahun 1453 M. Jadi usianya 183 tahun.

Syekh Jumadil Kubro dikenal sebagai penyebar islam di Nusantara, Wali Songo generasi pertama, atau datuknya para Wali Songo di Nusantara. Beliau menikah dengan Siti Fatimah Kamar Rukmi dan memiliki lima anak. Lalu dengan istri kedua, Siti Fatimah Binti Muchawi dan dikaruniai 16 anak. Dari keturunannya lahir cikal bakal Wali Songo. Kedua anaknya, Syekh Maulana Ibrahim Asmaraqandi dan Maulana Ishaq melahirkan sebagian Wali Songo. Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati dan Sunan Giri adalah cucunya. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah buyutnya. Sementara Sunan Kudus adalah cicitnya.

Namun jika merujuk pada situs redovid.org, Syekh Jumadil Kobro tercatat memiliki isteri 9 orang (pada tahun yang berbeda-beda), dan 19 orang anak. Sedangkan jika membaca pada papan silsilah beliau yang berada di Makam atau Petilasan beliau di Terboyo, Kota Semarang, beliau tercatat memiliki 2 orang isteri dan 21 orang anak.

Syekh Jumadil Kubro wafat pada tahun 1453 M dan dimakamkan di hadapan Masjid beliau di Jalan Masjid Tua, Desa Teroja, Kecamatan Manjeuleng, Kabupaten Wajo, Provinnsi Sulawesi Selatan. Namun, banyak klaim perihal makam atau petilasan beliau di berbagai daerah di pelosok Nusantara, diantaranya; di Trowulan (Mojokerto), di Sleman, dan di Kota Semarang. Tidak tahu pasti dimana sebenarnya makam beliau. Wallahu A’lam Bisshowab.

Di makam atau petilasan beliau sendiri di Kota Semarang lokasinya berada di Jalan Arteri Yos Soedarso Nomor 1 Kelurahan Terboyo Kulon, Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Atau lebih tepatnya dekat pintu keluar masuk tol Semarang Timur.

Mengutip dari situs Radar Semarang, ada cerita menarik penuh hikmah saat makam atau petilasan Syekh Jumadil Kubro di Semarang ditemukan. Menurut juru kunci makam Imam Santoso, saat kawasan Terboyo dilanda banjir besar tahun 1970- an, semua kawasan terendam banjir, kecuali makam tersebut. Bahkan makam itu seperti terangkat dan mengapung di atas air. Dari kejadian itu, warga semakin yakin bahwa makam itu bukan makam orang sembarangan.

Sang Juru Kunci juga mengatakan, Sekitar tahun 1998, saat jalan tol dibangun, tak ada alat berat yang dapat meratakan dan menggusur lokasi tersebut. Hingga akhirnya titik pembangunan jalan digeser ke sebelah makam.

Syekh Jumadil Kubro sendiri merupakan Dzurriyah Nabi, atau keturunan Rasulullah Muhammad SAW. Nasab lengkap beliau adalah Husain Jamaluddin Akbar Jumadil Kubra bin Ahmad Syah Jalaluddin bin Amir Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammul Faqih bin Muhammad Shohib Marbath bin Ali Khali' Qasam bin Alwi Shohib Bait Jubair bin Muhammad Maula Ash-Shouma'ah bin Alwi Al-Mubtakir bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Imam Ja'far Shodiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib Wa Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad SAW.


(fy/fy)


Post a Comment for "Juru Kunci Ungkap Kejadian di Luar Nalar Pada Makam (Petilasan) Syekh Jumadil Kubro di Kota Semarang"